Wawancara atau interview adalah suatu percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara ialah untuk memperoleh informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber.
Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli
Wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991:135) dikemukakan bahwa wawancara merupakan suatu percakapan dengan tujuan-tujuan tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk memperoleh informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
Menurut Charles Stewart dan W.B. Cash, Wawancara merupakan proses interaksi dipasangkan dengan sebuah tujuan serius dan telah mempunyai maksud dan tujuan untuk bertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab.
Menurut KBBI, Wawancara ialah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh seorang pewawancara sebagai penanya dan narasumber sebagai orang yang ditanya.
Menurut Denzig, Wawancara merupajan suatu kegiatan yang dipandu dan rekaman pembicaraan atau tatap muka suatu percakapan yang di mana seseorang mendapat informasi dari orang lain.
Robert Kahn dan Channel
Menurut Robert Kahn dan Channel, Wawancara adalah suatu pola khusus dari sebuah interaksi yang dimulai secara lisan untuk suatu tujuan tertentu dan difokuskan pada daerah konten yang spesifik dengan suatu proses eliminasi dari bahan-bahan yang tidak ada hubungannya secara berkelanjutan.
Menurut Koentjaraningrat, Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk tugas tertentu, mencoba untuk mendapatkan sebuah informasi dan secara lisan pembentukan responden, untuk berkomunikasi secara tatap muka.
Jenis-Jenis Wawancara
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan
3. Wawancara Terpimpin
Wawancara yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
4. Wawancara Bebas
Wawancara yang tidak berpedoman pada daftar pertanyaan
5. Wawancara Individual
Wawancara yang dilakukan oleh seorang pewawancara dengan seorang narasumber atau responden.
6. Wawancara kelompok
Wawancara yang dilakukan oleh seorang pewawancara dengan sekelompok/ sejumlah narasumber/ responden. (dalam waktu dan tempat yang sama)
7. Wawancara Konferensi
a. Wawancara yang dilakukan oleh seorang pewawancara dengan sejumlah narasumber dalam satu tempat dan satu waktu secara bersamaan.
b. Wawancara yang dilakukan oleh sejumlah pewawancara dengan seorang narasumber dalam tempat dan waktu yang bersamaan.
8. Wawancara Terbuka
Wawancara berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas/ tidak terikat jawabannya.
9. Wawancara Tertutup
Wawancara berdasarkan pertanyaan yang terikat/ terbatas jawabannya.
Tujuan Wawancara
- Untuk memperoleh informasi dari tangan pertama.
- Untuk melengkapi teknik pengumpulan lainnya.
- Untuk menguji hasil pengumpulan data lainnya.
Ciri-Ciri Pewanwancara
1. Jujur. Tidak memanipulasi apalagi memberi sendiri tanpa melakukan wawancara. Misalnya karena rumah responden jauh, kepanasan dan terlalu capek apalagi tidak ada orang lain maka kuesioner diisi sendiri di bawah pohon atau di tempat lain.
2. Mempunyai minat. Jika pewawancara kurang berminat terhadap topik penelitian, maka hasil wawancaranya sering kurang baik. Masalah minat ini seringkali berkaitan dengan masalah kejenuhan dan kebosanan pewawancara. Misalnya, ia telah melakukan wawancara secara maraton dalam waktu yang cukup lama sehingga merasa jenuh dan bosan. Untuk mengatasi masalah itu biasanya aktivitas wawancara tidak dilakukan sebagai kegiatan tetap dan kontinue namun sebagai kegiatan tidak tetap.
3. Berkepribadian. Seorang pewawancara sudah sepantasnya tidak berperilaku berlebihan alias overacting. Bersikaplah secara luwes, fleksibel dan tidak temperamental. Ketika mengajukan pertanyaan tidak bernada tinggi dan emosional.
4. Adaptif. Ketika wawancara maka seorang pewawancara yang baik harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan responden, kebiasaan dan adat istiadatnya. Jika pewawancara dari kota sebaiknya tidak membawa kebiasaan di kota ke desa.
5. Akurasi. Pewawancara haruslah bersikap disiplin tinggi sehingga dapat melakukan wawancara dengan akurat dan cermat. Artinya ia harus mengikuti metode kerja yang telah ditentukan, dapat menerjemahkan pertanyaan dengan baik agar dimengerti responden dan kemudian mencatatnya dengan baik dan cermat.
6. Berpendidikan. Pewawancara tidak harus berpendidikan terlalu tinggi misalnya sarjana. Tingginya pendidikan justru sering membuat ia cepat jenuh dan bosan karena harus mengulang pertanyaan sama.
Demikianlah materi tentang Pengertian Wawacara, Jenis-Jenis Wawancara, Tujuan Wawancara, dan Ciri-Ciri Wawancara. Semoga bermanfaat!