Six Sigma: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Posted on

Six Sigma merupakan sebuah alat manajemen baru yang dipakai untuk mengubah keseluruhan Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian mutu dengan memahami struktur produksi industri dengan cara totalitas. memiliki tujuan untuk, menghapuskan cacat produksi, memangkas waktu produksi produk, serta mehilangkan biaya. Six sigma pula disebut struktur komprehensive, maksudnya ialah strategi, disiplin ilmu, dan alat untuk menjangkau dan mendukung keberhasilan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan konsumen, disebut disiplin ilmu karena mengikuti bentuk resmi, yakni DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) serta alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, semacam bagan Pareto (Pareto Chart) dan Histogram. Keberhasilan peningkatan mutu dan kemampuan bisnis, bergantung dari kinerja untuk mengenali dan mengatasi masalah. Kinerja ini merupakan keadaan fundamental dalam filosofi six sigma.

Pengertian Six Sigma

Pengertian Six Sigma Menurut Para Ahli

Ada beberapa pengertian tentang Six Sigma menurut para ahli yang banyak dikenal antara lain:

  1. Six Sigma ialah sebuah visi peningkatan mutu menuju sasaran 3,4 kegagalan persejuta peluang (DPMO) untuk tiap transaksi produk (barang atau jasa). upaya memotivasi menuju kesempurnaan (Pande, 2002).
  2. Six Sigma ialah “tujuan yang mendekati kesempurnan dalam mencapai kebutuhan pelanggan”. ada pula yang mendefinisikan Six Sigma sebagai “usaha mengubah pikiran perusahaan untuk mencapai kepuasan konsumen, profit dan kompetisi yang jauh lebih baik”. Kunci pokok pengertian diatas ialah “pengukuran, tujuan atau transformasi pikiran perusahaan” (Miranda, 2002).
  3. Six Sigma ialah sebuah metodologi bisnis yang bertujuan meningkatkan nilai-nilai kompetensi dari aktifitas proses bisnis (Hidayat, 2007).

Tujuan Six Sigma

Tujuan dari Sigma ialah untuk menurunkan variasi pada pengeluaran sehingga tidak akan melewati enam standard deviasi (Sigma) antara pada umumnya (mean) dan batas perincian terdekat. Proses-proses Sigma harus bisa menghasilkan kesalahan paling sedikit dari 3, 4 per satu juta peluang (per million opportunities) atau mencapai 99. 9966% tingkat keberhasilan. makin tinggi nilai sigma, semakin sedikit suatu proses mengalami variasi dan semakin sedikit juga kesalahan yang akan dialami. Pelaksanaan Six Sigma berokus pada proses, baik itu pada proses produksi atau jasa. jika berhasil, maka Six Sigma akan bisa menetapkan kalau keseluruhan proses produksi bergerak pada kemampuan yang optimal.

 

Manfaat Six Sigma

1. Menghasilkan sukses terus-menerus
Salah satu cara untuk melanjutkan perkembangan dua digit dan tetap menguasai sebuah pasar yang aman ialah dengan terus menerus memiliki terobosan baru dan menciptakan kembali organisasi. Six Sigma mewujudkan keterampilan dan pikiran untuk terus menerus bangkit kembali.
2. Mengatur tujuan kemampuan bagi setiap orang
Six Sigma menggunakan kerangka kegiatan bisnis bersama-sama untuk mewujudkan sebuah tujuan yang konsisten, kemampuan six sigma atau sebuah tingkat kemampuan yang sesempurna mungkin. Siapapun yang mengenal persyaratan konsumen mereka bisa membandingkan kemampuan mereka akan tujuan six sigma yaitu sempurna 99, 9997 %, sebuah standar yang sangat tinggi yang membuat beberapa besar dari pandangan-pandangan sebelumnya terhadap kemampuan yang “excellent” menjadi tampak rendah.
3. Memperkuat nilai pada konsumen
Jack Welch, salah satu eksekutif GE (General Electric) menerangkan,
“Kami ingin menciptakan mutu kami sangat istimewa, sangat bernilai bagi konsumen kami, sangat penting bagi sukses mereka sehingga produk kami menjadi satu-satunya pilihan nyata mereka”, fokus pada konsumen pada inti six sigma berarti mempelajari apa yang berarti bagi para konsumen (dan konsumen prospektif) dan mempersiapkan bagaimana mengirimnya kepada mereka dengan cara profitabel.
4. Mempercepat tingkat perbaikan
Six Sigma meringankan sebuah perusahaan tidak hanya meningkatkan kemampuan, tetapi juga meningkatkan perbaikan dalam usaha mencukupi desakan konsumen.
5. Mempromosikan pembelajaran dan “cross pollination”
Six Sigma merupakan pendekatan yang bisa meningkatkan dan mempercepat pembangunan dan peredaran ide-ide baru di sebuah organisasi keseluruhan. nilai six sigma sebagai alat pembelajaran dinilai gawat, contohnya banyak orang yang berpengalaman dengan keterampilan dalam banyak proses dan bagaimana mengatur dan membenarkan proses dapat dipindah ke divisi lain bukan cuma dengan kurva pembelajaran yang lebih pendek, namun amat dengan gagasan yang lebih baik dan lebih cepat.
6. Melakukan perubahan strategis
memperkenalkan produk-produk baru, menjalin kerja sama baru, memasuki bagian pasar baru, membimbing organisasi-organisasi baru, saat ini telah menjadi insiden harian di banyak perusahaan. mengetahui dengan lebih baik proses dan langkah perusahaan akan memberikan keterampilan yang lebih besar untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian kecil maupun perubahan-perubahan besar yang dituntut oleh sukses bisnis abad 21.

Contoh Perusahaan yang Telah Menerapkan Six Sigma

Six Sigma adalah strategi peningkatan kualitas dan daya saing perusahaan yang telah banyak dipakai oleh banyak perusahaan kelas dunia seperti Motorolla, General Electric (GE), Honeywell/Allied Signal, CitiBank, Bank of America, Sony, Bechtel (perusahaan konstruksi), IBM, Boeing Aircraft, Ford Motor Company, Wal-Mart (retailer dan juga perusahaan yang memiliki nilai penjualan terbesar di dunia ), ChevronTexaco (perusahaan minyak), rumah sakit, dll.
Jeff Immelt, Chief Executive Officer (CEO) baru GE pengganti Jack Welch, adalah juga pemegang sertifikasi Six Sigma Black Belt.

 

Demikian materi mengenai Pengertian Six Sigma, Tujuan Six Sigma, Manfaat Six Sigma dan Contoh Six Sigma. Semoga bermanfaat!